Manggar, Belitung Timur – Setelah siang tadi digelar pembukaan Festival Nepak Belulang dalam rangka Peringatan Hari Jadi Desa Lalang ke 148 tahun oleh Bupati Belitung Timur yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Ida Lismawati. Kegiatan lainnya juga digelar dengan penuh rasa syukur dan antusias masyarakat Desa Budaya Lalang ini.
Festival yang mengusung tema “Neretas Jalan Kebudayaan“ ini diisi dengan beberapa kegiatan, yaitu malam ‘Ngaso Pajangan’ yang dimainkan selama tiga jam dengan tiga adab, yaitu pembukaan, permainan dan penutupan. Kemudian lomba ‘Ngayun’ (senandung menidurkan anak), tradisi ‘Berebut Lawang’ (berbalas pantun) dan lainnya.
Berkaitan dengan beberapa kegiatan ini, Sore ini diadakan Lomba Ngayun (senandung menidurkan anak) yang merupakan bagian dari momen untuk melestarikan dan mengangkat warisan budaya ataupun tradisi daerah di Desa Budaya Lalang Kecamatan Manggar Kabupaten Belitung Timur. Senin (16/12/2024).
Saat ditemui, Kurator Festival Nepak Belulang, Wiera Soedharma mengisahkan tentang tradisi Ngayun yang merupakan tradisi lisan Melayu Belitong.
Menurutnya, tradisi Ngayun ini yaitu menyenandungkan nyanyian untuk menidurkan anak. Dan juga terkandung ungkapan syukur dan doa yang dipanjatkan untuk masa depan anak, salah satunya adalah dengan lagu Yun Ayun.
“Lomba ini terinisiasi ketika melihat di era sekarang ibu-ibu yang muda lebih memilih menidurkan anaknya dengan memutar lagu dari gadget atau handphone. Padahal dalam menyenandungkan memiliki makna mendalam terkait doa dan harapan untuk anak di masa depan,” ungkapnya.
Ia sebutkan juga, Syair itu mengalun dari mulut seorang ibu yang di depannya terdapat ayunan, lengkap dengan boneka yang dibalut menggunakan kain seakan-akan seorang bayi. Sebagian peserta menggunakan ayunan dengan metode sang ibu duduk dan sebagian lagi memilih berdiri sambil mengayun anak.