Sumenep, Mediakota.com – Proyek pembangunan tongkang di Desa Kalianget Timur, Sumenep, yang digadang-gadang sebagai solusi transportasi bagi masyarakat setempat, hingga kini masih terkatung-katung. Sengketa terkait penggunaan dana penyertaan modal desa yang mencapai ratusan juta rupiah pun semakin menguat.
Seperti benang kusut yang sulit terurai, permasalahan ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah desa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Badan Permusyawaratan Desa (BPD), hingga Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Sumenep. Dana yang seharusnya menjadi harapan baru bagi masyarakat, justru terjebak dalam perdebatan birokrasi dan ketidakjelasan pertanggungjawaban.
Sejak tahun 2020, Pemdes Kalianget Timur telah menggelontorkan dana penyertaan modal yang cukup besar untuk proyek pembangunan tongkang. Harapannya, tongkang ini dapat menjadi sarana transportasi yang menghubungkan Desa Kalianget Timur dengan Desa Gersik Putih, sehingga memudahkan aktivitas masyarakat. Namun, hingga kini, tongkang tersebut belum juga beroperasi.
“Ini seperti kapal yang tengah berlayar di tengah badai, tak kunjung menemukan pelabuhan tujuan,” ujar Rasyid Nadyin, salah seorang aktivis yang mengikuti perkembangan kasus ini.
Salah satu kendala utama dalam penyelesaian proyek ini adalah persoalan perizinan. Menurut Kepala Dinas PMD Kabupaten Sumenep, Anwar Syahroni Yusuf, terdapat beberapa izin yang harus dipenuhi sebelum tongkang dapat beroperasi, seperti Surat Izin Usaha Perusahaan Angkutan Laut (SIUPAL) dan Persetujuan Pengoperasian Kapal Angkutan Penyeberangan.
“Persyaratannya memang cukup rumit. Namun, kami akan terus berupaya untuk membantu menyelesaikan permasalahan ini,” ujar Anwar.
Permasalahan ini tentu saja mengundang kecemasan dan kekecewaan masyarakat. Mereka berharap agar proyek tongkang ini dapat segera diselesaikan, sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
“Kami berharap agar pemerintah daerah dapat segera mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan masalah ini,” ujar Mulyadi salah seorang warga Kalianget Timur yang berprofesi jurnalis
Proyek pembangunan tongkang di Kalianget Timur ibarat sebuah kapal yang terombang-ambing di tengah lautan. Angin kencang berupa birokrasi yang rumit dan gelombang masalah keuangan mengancam keselamatan kapal tersebut. Masyarakat sebagai penumpang kapal berharap agar kapal ini dapat segera menemukan pelabuhan yang aman dan nyaman.
Meskipun menghadapi berbagai kendala, harapan untuk menyelesaikan proyek tongkang ini masih terbuka. Pemerintah daerah, BUMDes, dan masyarakat harus bersinergi untuk mencari solusi terbaik. Dengan adanya komitmen dan kerja sama yang baik, diharapkan proyek ini dapat segera rampung dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
(R. M Hendra)