Simpang Tiga, Belitung Timur – dalam rangka mengenang sejarah integrasi pulau Belitong terhadap NKRI, Komunitas Diskusi 17 Belitong menggelar mengenang Moektamar 2 Rakyat Indonesia. Dimana sejarah moektamar sendiri itu sudah 3 generasi (78 tahun) tepatnya tanggal 13 Juli 1947, jauh dari sebelum lahirnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Mengenang Moektamar 2 Rakyat Indonesia Pulau Belitong ke 78 ini yang dilaksanakan di Desa Simpang Tiga Kecamatan Simpang Renggiang Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada hari Minggu (13/7/2025) dihadiri oleh Tokoh Nasional putra asli Belitong HM. Muas, Anggota DPD RI Ir. H. Darmansyah Husein diwakili oleh stafnya Noviarto, Wakil Gubernur Babel Hellyana, para Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu H. Muhtar Motong, Taufik Rizani, Edi Nasapta, Sarifah Amelia dan Maisinun, Ketua DPRD Belitung Vina Crystin Ferani, Bupati Belitung Djoni Alamsyah, Wakil Bupati Beltim Khairil Anwar, Sekda Belitung Marzuki, Forkopimda Belitung dan Belitung Timur, para Kepala Desa se-Belitong, mantan Bupati Beltim Drs. Burhanudin, S.H yang merupakan putra salah satu Tokoh Pejuang, juga hadir Tokoh Adat, Tokoh Agama dan masyarakat lainnya.
Mengenang Moektamar Rakyat Indonesia Pulau Belitong ke 78 ini dikemas menjadi sebuah diskusi dalam rangka momentum untuk pemersatu dan perekat rakyat Belitong yang semakin nampak tergradiasi rasa ke Belitongannya.
Dalam diskusi mengenang Moektamar Rakyat Indonesia Pulau Belitong ke 78 di pimpin oleh moderator yaitu H. Hasimi Usman dengan menghadirkan 4 Narasumber, yaitu H. Abdul Hadi Adjin selaku Sekretaris Pengarah Moektamar Rakyat Indonesia ke 78, Salim YAH selaku Budayawan Belitong, Suryadi Saman Mantan Wakil Gubernur pertama Babel selaku Ketua Panitia Pengarah Moektamar Rakyat Indonesia Pulau Belitong ke 78 dan H. Nazalius selaku Tim Pengarah.
HM. Muas dalam sambutannya mengatakan bahwa Moektamar ke 2 ini merupakan Napak tilas ke 78 tahun.
” Dimana perjuangan Masyarakat Paal Satu Belitung, Aik Seruk sampai Selat Nasik, Lancor juga. Tentunya menjadi hal pokok untuk bisa ditelaah kembali oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,’ tegas Muas, Mantan Anggota DPR RI era Soeharto- Habibie.
Lanjutnya juga, bahwa hak-hak keadilan rakyat bagi rakyat Belitong khususnya dan rakyat Bangka umumnya. Terkait masalah tambang juga agar ditegakkan rasa keadilan bagi masyarakat. Menyangkut soal Pejuang yang akan dimunculkan sebagai Pahlawan ini harus betul-betul dijadikan barometer perjuangan Indonesia di Bangka Belitung.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hellyana sangat mengapresiasi semangat dari Moektamar Rakyat Indonesia Pulau Belitong ini yang merupakan lahirnya sejumlah kesepakatan konkret termasuk salah satunya dukungan untuk pendirian Fakultas UBB di Belitung.
” Saya salut dan bangga serta ikut mendukung. Dimana hari ini juga hadir Tokoh Nasional putra asli Belitong seperti Bang Muas, ada hadir juga rekan-rekan Legislatif DPRD Provinsi dari Dapil Belitung dan Belitung Timur untuk menunjukkan satu komitmen bersama. Semoga kekompakan ini terus terjaga,” ungkapnya.
Wakil Bupati Belitung Timur Khairil Anwar dalam kesempatan yang sama juga menyampaikan rasa terimakasih dan apresiasinya dengan terselenggaranya acara Mengenang Moektamar Rakyat Indonesia Pulau Belitong ke 78 di Simpang Tiga Kabupaten Belitung Timur.
” Mengingat peristiwa sangat penting dan cukup panjang. Melalui Moektamar ini saya mengharapkan buka hati buka diri. Jadikan Moektamar ini terus bangkitkan semangat dan cinta pulau Belitong. Jadikan repleksi sejarah ini pembelajaran yang berproses. Perjuangan tidak gampang. Mari kita sama-sama bersatu, kompak,” harap Khairil
Dari gelaran mengenang Moektamar ke 2 ini setelah mendengar banyak masukan, pendapat, usul saran serta sambutan dari Tokoh Politik maupun pejabat yang hadir disimpulkan suatu rekomendasi yaitu :
1. Agar setiap tanggal 13 Juli diperingati sebagai hari integrasi rakyat Belitong pro NKRI.
2. Sebagai bukti sejarah muktamar rakyat Indonesia di Pulau Belitung di Simpang Tiga pada tanggal 13 Juli 1947 perlu agar dibangun monumen integrasi dengan visi satoe pulau satoe Belitong.
3. Untuk menjaga ruh integrasi perlu berdirinya yayasan satoe pulau satoe Belitong
4. Peringatan Hari integrasi rakyat Belitung pro NKRI setiap tanggal 13 Juli diperingati secara bergiliran baik Pemda Belitung, Pemda Belitung Timur maupun Pemda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
5. PT Timah TbK sudah ratusan tahun menguras hasil bumi Pulau Belitung, harus membangun Smelter di Pulau Belitung sehingga hanya SN (balok Timah) yang keluar Pulau Belitung.
6. PT Timah TbK hendaknya menyerahkan kembali IUP yang sudah habis kandungan timahnya (Mining Crousure) atau penutupan tambang.
7. PT Timah TbK harus menjadi mitra yang saling menguntungkan baik harga maupun sistem pembayarannya.
8. Memberantas mafia di segala sektor.
9. Pemanfaatan dan pengelolaan dana CSR yang transparan dan bermanfaat bagi masyarakat.
10. Subsidi biaya tiket pesawat kepada maskapai penerbangan secara berehun Pemda provinsi, Pemda Belitung dan Pemda Belitung Timur.
11. Pariwisata perlu single branding Satoe Pulau Satoe Belitong.
12. Adanya salah satu Fakultas UBB harus ada di Pulau Belitung.
13. Kesetaraan dalam anggaran Pulau Belitung menjadi sedikit, padahal pada saat pengusulan anggaran ke pusat nama Belitung dilibatkan namun setelah dananya keluar Pulau Belitung diabaikan baik melalui APBD Provinsi maupun dana Daba.
14. Pengusulan nama pahlawan nasional atas nama H.AS. Hanandjoeddin sepertinya Pemda Provinsi tidak sungguh-sungguh, tidak seperti pengusulan sebelumnya terhadap pahlawan nasional Depati Amir.
15. Pejabat tidak membuat kegaduhan terutama rivalitas Gubernur dan Wakil Gubernur karena permasalahan pribadi jangan dibawa-bawa ke ranah politik sehingga tidak menjadi fitnah.
Mengenang Moektamar 2 Rakyat Indonesia Pulau Belitong ke 78 berakhir dengan ucapan syukur kehadirat Alloh SWT dari seluruh yang hadir. Dilanjutkan dengan acara makan Bedulang bersama dan dilakukan peninjauan tugu perjuangan dan sesi photo bersama.