Purwakarta, Mediakota.com —
Kabut tipis pagi itu masih menyelimuti perbukitan Wanayasa, Purwakarta. Udara sejuk dan aroma teh melati menemani langkah tenang Ipda (Purn) Tatang Sudrajat menuju beranda rumahnya. Di meja kayu sederhana, bukan lagi laporan kedinasan yang ia buka, melainkan lembar berita dan catatan lapangan yang siap ditulisnya sebagai seorang jurnalis.
Sudah dua bulan lamanya Tatang resmi menyandang status purnawirawan Polri setelah 33 tahun mengabdi. Namun semangat pengabdian itu belum juga pudar. Dari rumahnya yang dikelilingi pepohonan rindang, ia kini menempuh jalan baru: mengabdi lewat pena dan berita.
“Kalau dulu saya menegakkan disiplin lewat laporan, sekarang saya menegakkannya lewat tulisan,” ujarnya tersenyum sambil menyesap teh hangat.
Tiga Dekade Pengabdian Tanpa Cela
Selama masa dinasnya, Tatang dikenal sebagai sosok yang teguh, jujur, dan berintegritas tinggi. Jabatan terakhirnya sebagai Kanit Paminal Polres Karawang membuatnya bertanggung jawab menjaga kedisiplinan internal anggota kepolisian — sebuah tugas yang tidak ringan, namun dijalaninya dengan kesabaran dan tanggung jawab besar.
“Saya bersyukur bisa menutup masa dinas dengan kepala tegak. Tidak ada catatan buruk, itu sudah cukup membahagiakan,” tuturnya pelan.
Perjalanan panjangnya di tubuh Polri ia akhiri dengan pangkat kehormatan Inspektur Polisi Dua (Ipda), sebagai bentuk apresiasi atas pengabdian tanpa cela selama lebih dari tiga dekade. Namun bagi Tatang, simbol kehormatan sejati bukan pangkat di pundak, melainkan nama baik yang ia tinggalkan.
“Yang paling penting itu menjaga kepercayaan masyarakat dan nama baik institusi,” ucapnya mantap.
Dari Paminal ke Dunia Pers
Setelah pensiun, Tatang tak ingin sekadar berdiam diri menikmati masa tenang. Ia ingin tetap berbuat untuk masyarakat — kali ini dengan cara berbeda. Dunia jurnalistik menjadi jalan baru pengabdiannya, memperjuangkan kebenaran dan menyuarakan aspirasi rakyat kecil.
Kini, Tatang aktif menulis berita seputar sosial, hukum, dan pelayanan publik di wilayah Karawang dan Purwakarta. Dengan pengalaman panjangnya di kepolisian, ia memahami betul bagaimana sebuah informasi bisa membentuk kepercayaan publik.
“Saya ingin media menjadi jembatan, bukan alat provokasi. Tulis yang benar, dan jangan takut bicara jujur,” katanya tegas.
Hidup Tenang di Kaki Gunung Burangrang
Di sela kesibukan menulis, Tatang menikmati kesejukan alam Wanayasa bersama keluarga. Sesekali ia turun ke kebun, menatap hamparan hijau yang menenangkan, atau bercengkerama dengan cucunya di teras rumah.
Meski kini tanpa seragam, jiwa pengabdian tetap menyala di dirinya.
“Saya ini sudah biasa bangun pagi, walau tidak lagi apel. Tapi rasanya masih ingin terus berbuat sesuatu yang bermanfaat,” ucapnya tersenyum.
Pengabdian yang Tak Pernah Usai
Bagi Ipda (Purn) Tatang Sudrajat, pengabdian sejati tidak mengenal batas usia ataupun jabatan. Ia bisa hadir dalam bentuk yang berbeda, selama niatnya tulus dan tujuannya untuk kebaikan.
“Saya bangga pernah menjadi bagian dari Polri, dan saya bangga masih bisa mengabdi lewat tulisan,” ujarnya menutup percakapan.
Di tengah udara dingin Wanayasa, dengan secangkir teh dan lembar berita di depannya, Tatang membuktikan satu hal sederhana:
bahwa pengabdian sejati tak pernah pensiun, ia hanya berganti seragam, dari cokelat ke tinta hitam.
(Pay)












