Pena yang Tak Pernah Pensiun: Kisah Aiptu (Purn) Zaenal Muttaqin Menjaga Jiwa Tribrata Lewat Jurnalistik

Karawang, Mediakota.com
Bagi sebagian orang, masa pensiun berarti saat untuk beristirahat dan menikmati hasil kerja keras. Namun, tidak bagi Aiptu (Purn) Zaenal Muttaqin. Bagi pria bersahaja ini, pengabdian kepada bangsa tak berhenti saat seragam dilepaskan. Ia hanya berganti bentuk — dari tongkat komando menjadi pena yang menulis kebenaran.

Di masa aktifnya sebagai anggota Polri, Zaenal dikenal tegas dan berintegritas. Pernah menjabat Kanit Paminal, ia tak segan menindak siapa pun yang melanggar etika profesi, bahkan jika itu rekan sendiri. “Saya tidak mau menutup mata pada ketidakbenaran,” ujarnya pelan, tapi penuh keyakinan.

Namun perjalanan kariernya tak selalu mulus. Di penghujung masa dinas, Zaenal tidak mendapatkan pangkat kehormatan — sebuah penyesalan administratif yang bagi banyak orang mungkin terasa berat. Tapi bagi Zaenal, itu bukan akhir, melainkan awal dari babak baru.

“Pangkat bisa hilang, tapi kehormatan hati tidak boleh,” katanya sambil tersenyum.

Kini, ia menempuh jalan pengabdian lain: jurnalistik. Dunia yang bagi sebagian orang keras dan penuh tantangan, justru menjadi ruang baru bagi Zaenal untuk menyalurkan idealismenya. Ia menulis berita, menelusuri fakta, dan menyuarakan aspirasi rakyat kecil dengan semangat yang sama seperti saat dulu berdinas.

Dalam setiap tulisannya, terselip semangat Tribrata dan Catur Prasetya — dua nilai luhur yang telah melekat dalam jiwanya sebagai abdi negara. “Bedanya sekarang, saya tak lagi menilang orang di jalan, tapi menegur lewat tulisan yang jujur,” ujarnya sambil tertawa kecil.

Aiptu (Purna) Zainal Muttaqin

Kehidupan sederhana, semangat pantang menyerah, dan ketulusan dalam bekerja membuat sosok Zaenal layak menjadi inspirasi. Di usianya yang tak lagi muda, ia membuktikan bahwa pengabdian sejati tak selalu harus berseragam — kadang cukup dengan kejujuran dan keberanian menulis yang benar.

“Saya hanya ingin tetap bermanfaat. Dulu menjaga ketertiban di jalan, sekarang menjaga nurani di media,” tuturnya menutup percakapan.

Bagi Aiptu (Purn) Zaenal Muttaqin, pengabdian tak mengenal pensiun. Karena jiwa Tribrata sejati bukan sekadar sumpah di depan bendera — melainkan tekad yang hidup di setiap langkah, bahkan di balik lembaran berita.

(Pay)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *