Jakarta, mediakota.com — Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) tidak hanya menjadi tanggung jawab Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), tetapi juga melibatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Meski demikian, kewenangan TNI dalam operasi terkait narkotika bersifat terbatas dan menitikberatkan pada fungsi dukungan, bukan sebagai penegak hukum utama.

UU TNI Jadi Dasar Hukum Keterlibatan TNI

Keterlibatan TNI dalam P4GN berpijak pada Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, khususnya Pasal 7 ayat (2) huruf b mengenai Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Dalam ketentuan tersebut, salah satu tugas TNI adalah membantu menanggulangi akibat penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang.

Peraturan Panglima TNI Atur Pelaksanaan Internal

Selain dasar hukum nasional, TNI juga memiliki peraturan internal seperti Peraturan Panglima TNI atau dokumen kelompok kerja P4GN. Aturan-aturan ini mengatur:

kegiatan pencegahan, sosialisasi, dan penyuluhan,

mekanisme pengawasan prajurit,

serta kegiatan deteksi dini oleh unsur intelijen.

Namun peraturan internal ini tidak dapat memperluas kewenangan TNI, khususnya dalam hal penindakan terhadap masyarakat sipil.

Melalui Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional P4GN, TNI didorong untuk mendukung program nasional melalui edukasi, deteksi dini, kegiatan pembinaan, dan kerja sama lintas lembaga. Instruksi ini juga tidak memberikan kewenangan kepada TNI untuk melakukan penyidikan maupun penangkapan.

Ruang Lingkup Kewenangan TNI dalam P4GN

Kewenangan yang diperbolehkan:

Razia dan pemeriksaan terhadap prajurit

Deteksi dini intelijen

Membantu operasi gabungan bila diminta

Kewenangan yang tidak dimiliki:

Penangkapan warga sipil (kecuali kasus tertangkap tangan di lingkungan markas)

Penggeledahan rumah atau tempat tinggal masyarakat

Penyitaan barang bukti

Penyidikan kasus narkotika

Semua tindakan penegakan hukum tersebut sepenuhnya berada di bawah kewenangan penyidik BNN dan Polri.

Kesimpulan

Kewenangan TNI dalam P4GN berlandaskan kuat pada UU No. 34/2004 Pasal 7 ayat (2) huruf b, namun tetap dalam batas tertentu. Peran TNI adalah memberikan dukungan—baik melalui pencegahan, deteksi dini, maupun kolaborasi intelijen—tanpa memasuki ranah penegakan hukum yang menjadi domain BNN dan Polri. Pelaksanaannya diperjelas melalui Perpang, Inpres, serta MoU antar-instansi.

Dengan batasan yang jelas ini, operasi P4GN diharapkan berjalan lebih terintegrasi, efektif, dan tetap sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Mari kita bergandengan tangan, Bahu membahu sebagai penyejuk di suasana apapun yang ada di Kutai Barat !!!

Janganlah komen komen yang tidak berkenan dan melakukan tindakan kita di Medsos yang justru menjadi pemicu antara Institusi Polri dan TNI yang ada di Kutai Barat !!!

Yang perlu kita ingat bahwa Peran dan Tugas TNI dan POLRI di Kutai Barat sangat di butuhkan oleh masyarakat kita !!!

Kita harus memberikan Apresiasi setinggi tingginya kepada TNI dan POLRI Kutai Barat di dalam SINERGISITAS ikut serta Bahu membahu memberantas peredaran NARKOTIKA jenis apapun !!!

BRAVO TNI dan POLRI

MERDEKA !!!
MERDEKA!!!

(Greg)

By Liputan