Manggar, Belitung Timur – Kunjungan Kerja Kepala Dinas Sejarah TNI Angkatan Darat (Kadisjarahad), Brigjen TNI Arif Cahyono. S.E dalam rangka pengusulan kembali Letkol Pas (Purn) H. AS Hanandjoeddin sebagai Pahlawan Nasional dilanjutkan hari ini.
Dimana sebelumnya (Kamis, 28/11/2024) telah melakukan Silaturahmi dan Dialog terkait pembahasan pengusulan kembali Letkol Pas (Purn) H. AS Hanandjoeddin sebagai Pahlawan Nasional bertempat di Rumah Adat Belitong Jalan A.Yani Kelurahan Lesung Batang Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung.
Kegiatan hari ini berdasarkan roundown, Tim bergerak menuju lokasi yang memiliki keterkaitan dengan sejarah tokoh H. AS. Hanandjoeddin.
Diantaranya adalah bangunan sekolah, bekas Kantor
Kecamatan dan Mako Lanud H. A. S. Hanandjoeddin Belitung di sekitar wilayah Tanjung Pandan.
Kemudian, Tim bergerak menuju Masjid Badau, salah satu lokasi yang memiliki keterkaitan dengan sejarah tokoh H. AS. Hanandjoeddin
Belitung Badau.
Selanjutnya, Tim yang terdiri dari Kepala Dinas Sejarah Angkatan Darat Brigjen TNI Arif Cahyono, SE. didampingi oleh Letkol Caj Rochim, S.S, Letda Caj M. Ivan Harish, S.Sej, Bapak Satrio dan Bapak Yandy bergerak melakukan kunjungan ke Sekolah AC (Ambach Cursuus) yang sekarang disebut SMK Stannia Manggar yang berada di Desa Lalang Kecamatan Manggar Kabupaten Belitung Timur. Jum’at (29/11/2024) pukul 14.00 WIB.
Kunjungan tersebut disambut hangat oleh Dandim 0414/ Belitung diwakili Danramil 02/ Manggar Mayor CKe Ihsan, Kepala Dinas Sosial Belitung Kasimin, Penggiat Sejarah Manggar Bapak Rico Febrico, Penulis buku sejarah Tokoh H.AS. Hanandjoeddin Hairil, Kepala sekolah SMK Stania Manggar Giantoro, Amd, Ketua OSIS SMK Stannia Manggar Gevan Fahlenzi beserta lainnya.
Kadisjarahad, Brigjen TNI Arif Cahyono. S.E mengatakan tujuan kehadirannya di Sekolah AC (Ambach Cursuus) atau SMK Stania Manggar.
” Kami hadir disini ingin lakukan peninjauan lokasi yang memiliki keterkaitan dengan tokoh sejarah H.AS. Hanandjoeddin guna pengusulan kembali Letkol Pas (Purn) H. AS Hanandjoeddin sebagai Pahlawan Nasional,” terang Kadisjarahad Brigjen TNI Arif Cahyono. S.E.
Adapun beberapa Tempat yang ditinjaunya yaitu Ruang kelas Belajar Tokoh H.AS. Hanandjoeddin sewaktu bersekolah di Sekolah AC (Ambach Cursuus)/SMK Stannia Manggar, Asrama tempat tinggal Tokoh H.AS. Hanandjoeddin dan Ruang Belajar Praktek Tokoh H.AS. Hanandjoeddin.
Sebagai Penggiat Sejarah di Manggar, Bapak Rico Febrico dihadapan Kadisjarahad menerangkan bahwa Tokoh H.AS. Hanandjoeddin pernah bersekolah di SMK Stannia Manggar yang dulu di kenal dengan sekolah AC (Ambacht Cursuus) pada tahun 1929 dan lulus pada tahun 1931.
Ia memaparkan tentang Sekolah AC (AMBACH CURSUUS) atau sekarang SMK Stannia Manggar.
” Pada tahun 1823, Pulau Belitung diketahui memiliki kandungan timah. Berdasarkan hasil penemuan seorang kapten berkebangsaan Belgia bernama JP. De La Motte yang menjabat asisten residen dan juga pimpinan tentara kerajaan Belanda. Kemudian berdasarkan fakta tahun 1850, penambangan timah di pulau Belitung dilaksanakan sepenuhnya oleh perusahaan belanda NV Biliton Maatschapij,” ujarnya.
Lanjutnya lagi, untuk mendukung aktivitas penambang timah, Pemerintah Belanda kala itu melalui perusahaannya NV Billiton Maatschapij membangun sebuah pembangkit listrik tenaga diesel yang dikenal dengan IC (electrische centrale) tahun 1909.
” Pada tahun 1921 IC (electrische centrale) baru beroperasi yang digunakan Belanda untuk keperluan menggerakan mesin-mesin penambang timah, perkantoran, bengkel, dan perumahan elit di Bukit Samak. Dan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang memiliki kemampuan berkerja pada permesinan dan kelistrikan,” kenangnya.
Ia juga ceritakan, Pemerintah Belanda mendirikan sekolah AC (Ambacht Cursuus) tahun 1928 yaitu sekolah setingkat SMP yang lama studinya 3 tahun. Dimana siswa lulusan sekolah AC bisa bekerja pada perusahaan timah NV Biliton Maatschapij milik Belanda dan PT. Timah pada masa kemerdekaan Indonesia.
” Pada masa PT. Timah sekolah AC (Ambacht Cursuus) berubah nama SPM (Sekolah Pertukangan Manggar) di masa peralihan dan menjadi ST (Sekolah Teknik) terus berubah nama lagi pada 1984 menjadi STM Stannia (Sekolah Teknik Mesin). Hari ini SMK Stannia sepenuhnya menjadi sekolah swasta dengan gedung sekolahnya masih memakai gedung bekas sekolah AC,” pungkasnya.