Sinergi Polda Kalbar dan Bulog Genjot Serapan Cadangan Jagung Pemerintah, Targetkan Keluar dari “Zona Kuning”

Oplus_131072

​PONTIANAK Mediakota.com– Kepolisian Daerah Kalimantan Barat bersama Perum Bulog Kanwil Kalbar menggelar Rapat Koordinasi Serapan Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) di Graha Khatulistiwa Khatulistiwa Polda Kalbar. (Kamis, 4/12/2025).

Pertemuan strategis ini digelar guna mengakselerasi penyerapan jagung lokal serta memastikan stabilitas harga dan ketahanan pangan di wilayah Kalimantan Barat.

​Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Wakapolda Kalbar, Brigjen Pol Roma Hutajulu, S.I.K., M.Si., serta dihadiri oleh Kakanwil Perum Bulog Kalbar Rasiwan, S.H., Pejabat Utama (PJU) Polda Kalbar, para Kapolres/ Kapolresta Jajaran, dan pimpinan cabang Perum Bulog se-Kalbar.

​Berdasarkan data yang dipaparkan, Provinsi Kalimantan Barat saat ini masih berada di peringkat ke-29 Nasional atau masuk dalam kategori Zona Kuning terkait penyerapan CJP.

Dari target 1.970 ton pada periode Juni hingga Desember 2025, Bulog Kalbar baru menyerap 1.147,15 ton (58,23%), menyisakan target sebesar 822,85 ton.

​Wakapolda Kalbar dalam arahannya menegaskan bahwa Polri berkomitmen penuh mendukung Bulog melalui langkah-langkah strategis, mulai dari pengamanan fisik hingga penegakan Hukum.

​”Jagung adalah komoditas strategis yang memengaruhi stabilitas ekonomi. Kami menyadari adanya kendala di lapangan, seperti spesifikasi kadar air, beban administratif petani, hingga intervensi harga dari swasta.”

“Oleh karena itu, Polda Kalbar menyiapkan empat langkah taktis pengamanan proses serapan, intelijen pangan untuk memantau harga, pengawasan distribusi ketat, serta penegakan hukum tegas terhadap praktik penimbunan atau permainan harga oleh kartel.” Tegas Roma.

​Ia menambahkan, potensi panen di Kalbar cukup besar. Sepanjang kuartal IV 2024 hingga kuartal IV 2025, luas lahan tertanam mencapai 6.946,18 hektare dengan hasil panen 7.647,76 ton.

​Sementara itu, Kakanwil Perum Bulog Kalbar, Rasiwan, S.H., mengungkapkan bahwa tantangan utama penyerapan adalah tingginya curah hujan yang menyebabkan kadar air jagung petani sering kali di atas 14 persen, serta kandungan aflatoksin yang melebihi standar.

​”Kami memiliki dua skema harga pembelian, yaitu Rp5.500 dan Rp6.400 per Kilogram sesuai kualitas. Kendala utama adalah minimnya sarana pengering (dryer).”

“Melalui sinergi ini, kami sangat terbantu dengan solusi dari Polri, di mana Polsek dan Polres jajaran siap meminjamkan fasilitasnya untuk area pengeringan jagung petani agar memenuhi standar masuk gudang Bulog,” ujar Rasiwan.

​Senada dengan hal tersebut, Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes Pol. Dr. Bayu Suseno, S.H., S.I.K., M.M., memberikan pernyataan terkait peran fungsi Humas Polri dan jajaran Kewilayahan dalam mendukung Program ini.

​”Sesuai arahan Pimpinan, kami akan mengawal narasi positif terkait ketahanan pangan ini agar Masyarakat, khususnya petani jagung, mendapatkan informasi yang jelas mengenai standar dan harga pembelian pemerintah.”

“Sinergi ini bukan hanya soal angka serapan, tetapi wujud kehadiran negara dalam menyejahterakan petani. Kami optimis dengan kolaborasi solid antara Polres jajaran dan Bulog di lapangan, Kalbar dapat segera memenuhi target CJP nasional.”


Hsn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *