Bank Mayapada Siap Naik Kelas ke Bank BUKU 4 dengan Modal Inti di Atas Rp 30 Triliun

Senin | 13 Juli 2020 | 14:04:32 WIB
Kejaksaan Agung RI

FOTO : ISTIMEWA/MEDIAKOTA

MEDIAKOTA.COM,-Jakarta,--

PT Bank Mayapada Tbk berpeluang untuk naik kelas menjadi kelompok bank BUKU 4 atau bank yang memiliki modal inti di atas Rp. 30 triliun.

Hal itu diungkapkan Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi, terkait info adanya suntikan modal dari grup institusi finansial terbesar Taiwan, Cathay Life Insurance Co. Ltd. kepada Bank Mayapada.

Hariyono mengatakan pihak Bank Mayapada maupun pemilik, Dato Sri Tahir pun tak keberatan dengan tambahan suntikan modal dari Cathay Life Insurance Co. Ltd.

"Ya, Cathay sekarang sudah 40% dan mereka adalah financial institutions yang paling besar di Taiwan. Mereka akan ikut memperkuat permodalan PT Bank Mayapada. Pak Tahir mengharapkan dengan mereka memperkuat permodalan, tidak menutup kemungkinan menjadikan Bank Mayapada menjadi BUKU 4," terang Hariyono saat dikonfirmasi, Senin (13/7/2020).

Terkait informasi tersebut, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo juga membenarkan hal itu. Saat ini, menurut Slamet Edy, sedang dalam proses due diligence (Uji Tuntas-red). Tujuannya untuk memperkuat modal Bank Mayapada.

"Itu sudah melakukan due diligence, kemungkinan besok sudah clear. Kalau sudah clear nanti ada KJPP, tinggal masalah harga, tinggal injeksi modal dia mau berapa, sehingga dia menguasai berapa," terang Slamet Edy.

Suntikan modal Cathay masuk melalui aksi korporasi yang dilakukan Bank Mayapada dengan menerbitkan saham baru (rights issue). Melalui mekanisme itu, Cathay yang menurut data RTI (Radient Technologies Inc - red.) memegang 37,33% akan menambah kepemilikan hingga menjadi mayoritas.

"Dia akan menjadi mayoritas, mungkin Pak Tahir akan dilusi atau turun kepemilikannya. Ya tidak apa-apa, yang penting dia punya kemampuan keuangan yang bagus dan punya komitmen untuk pengembangan bank yang lebih baik. Cathay ini sebenarnya lembaga keuangan terbesar di Taiwan, itu perusahaan besar yang sudah tidak diragukan lagi. Artinya kita tidak perlu khawatir," papar Slamet Edy Purnomo. (Eko/red)