100 ribu lebih Orang Minta Tunda Masuk Sekolah Selama Pandemi Lewat Petisi Daring

Sabtu | 30 Mei 2020 | 18:27:28 WIB
Kejaksaan Agung RI

FOTO : ISTIMEWA/MEDIAKOTA

MEDIAKOTA.COM,-Jakarta, (29/5),--
Pemerintah rencanakan akan memulai tahun ajaran baru di bulan Juli 2020, sementara angka positif covid19 di Indonesia masih terus meningkat. Lewat laman change.org setidaknya ada dua petisi menuntut penundaan masuk sekolah selama pandemi covid19. Total pendukung kedua petisi tersebut kini sudah melewati 100 ribu lebih tanda tangan.


Petisi pertama diinisiasi oleh Hana Handoko seorang ibu yang khawatir akan keselamatan anaknya. Lewat petisi di www.change.org/TundaAjaranBaru, Hana menjelaskan alasannya kenapa harus menunda ajaran baru. Salah satunya adalah kasus di Perancis. Setelah negara tersebut membuka kembali sekolah pada tanggal 11 Mei lalu, 70 siswa tingkat TK dan SD terpapar covid19 dan akhirnya Perancis kembali memberlakukan lockdown pada 18 Mei 2020.


Hana menambahkan di Finlandia juga terdapat  17 siswa dan 4 orang guru yang juga terpapar covid19 ketika sekolah dibuka kembali walaupun sebelum sekolah dibuka, pemerintah sudah memastikan sekolah dalam kondisi aman dengan penyemprotan disinfektan.


Sejalan dengan Hana, Watiek Ideo juga menuntut hal sama. Watiek Ideo adalah seorang ibu yang mempunyai anak yang masih duduk dibangku SD. Ia juga dikenal sebagai ibu yang mendedikasikan waktunya untuk menulis cerita anak-anak. Lewat petisi www.change.org/TundaMasukSekolah, Watiek menjelaskan alasan-alasan mengapa sekolah harus ditunda dulu seperti berikut.


Bagaimana jika siswa yang masuk sekolah ini adalah siswa yunior yang masih kategori anak-anak.


Relakah kita mengizinkan anak-anak masuk sekolah padahal lebaran aja masih banyak yg melanggar protokol kesehatan.. ?


Bagaimana membuat anak-anak bisa memakai masker di sepanjang waktu di sekolah.. ?


Bisakah kita benar-benar percaya bahwa anak-anak tidak akan mengucek mata atau memegang hidung dan mulutnya selama di sekolah.. ?


Bisakah anak-anak tetap menjaga jarak minimal 1.5 meter bahkan saat jam istirahat dan pulang sekolah, apalagi jika anak sangat aktif bergerak atau excited karena lama tidak bertemu satu sama lain..?


Bolehkah makan atau jajan di kantin sekolah, Bagaimana agar anak aman saat menggunakan toilet sekolah bergantian.. ?


Bisakah kita menjamin anak-anak nggak pegang benda sesuka hati (bahkan memegang pegangan tangga atau gagang pintu misalnya.


Bagaimana menjamin saat waktu mengantar dan menjemput di sekolah itu tidak bergerombol..?


Menurut Watiek menjalankan protokol kesehatan di sekolah perlu persiapan yang matang baik dari segi fasilitas sekolah hingga edukasi ke orang tua, guru, dan para siswa. Ia juga khawatir apakah guru sudah siap melakukan dua tugas sekaligus, yakni mengajar dan juga memastikan anak-anak menjalankan protokol kesehatan. 


Persiapan fasilitas sekolah juga menjadi perhatian Watiek. Dimana masih banyak sekolah yang jumlah siswanya mencapai 30-40 orang dalam satu kelas. Dengan kata lain, sekolah harus bisa memastikan siswa-siswi nya tetap menjaga jarak selama pelajaran. 


"Untuk itu, saya mengajak semua untuk menandatangani petisi Tunda Masuk Sekolah Selama Pandemi demi melindungi anak-anak dan keluarga dari persebaran Covid19. Harapannya, pemerintah RI tetap menggunakan sistem belajar #dirumahaja secara online," tutup Watiek. (fa).